Kamis, 24 November 2016

tiga.


"Entahlah, kukira rasa tak punya lelah tuk disandarkan. Kukira angin kan mengajak rindu yang tak punya titik temu. Kukira hujan sudah menghutan, tumbuh liar dikepalaku. Jelas sudah, aku keterlaluan, terlalu banyak mengira, tak mengerti kau dengan siapa."


Kamis, 24 November 2016
dua.


"Kubawa pagi pergi menyelinap ke duniamu. Menimang gemerlap bundar semangat, menarikan mimpi diatas bunyi. Lalu bimbang, pada segala yang menimpamu, memberimu kuasa untuk ruang dihatiku. Ingin kutandaskan saja omong kosong ini, biar kau pergi, biar kau mati, biar kau tak kembali lagi."

Kamis, 24 November 2016
satu.


"Senandung jingga di bola matamu, merayu angin membelai surai hitam rambutmu, melagukan hujan diujung petang, mencari-cari sisa kenangan semalam.
Gelombang gelisah mengalun di pipimu, kau punahkan penuh, kau kisahkan kasih, kau beri nama aku(?)"

Kamis, 24 November 2016

Rabu, 21 September 2016

Patah?
Bersamamu patah aku.
Mengeja kisah demi kisah yang kian menajamkan perih.

Bersamamu patah aku.
Merindu malam yang bercinta dengan hujan, mengajak insan meratap perlahan.

Bersamamu patah aku.
Menyisipkan rasa demi rasa, menghentikan asa demi asa,  meredam luka demi luka, atas sebuah kesempatan yang waktu tak izinkan keberadaannya.

-aulmld-

" Angin kencang membawa kau jauh kesana kau hilang terus tanpa kabar.. "

Sudahkah kamu mengangkasa tapi tetap membumi?

Halo. Assalamualaikum.
Akhirnya bisa posting kembali, setelah usai seluruh pra-kegiatan ngampus. Masih berhubungan dengan kegiatan sebagai Mahasiswa Baru Universitas Sumatera Utara, PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru). Yak, jadi selama dua hari PKKMB ini berlangsung, ada berbagai hal yang rasanya sangat ingin memberontak dikepalaku.

Disuguhi wejengan dari beberapa mahasiswa berprestasi benar-benar menohok akal dan pikiranku. Kamu bagaimana? Apa yang sudah kamu lakukan? Sudahkah kamu mengangkasa? Atau tetap ingin stagnan seperti sekarang?

“Selamat. Sudah terpilih jadi bagian dari kampus USU, kamu tau kan berapa banyak orang yang ingin mengincar bangku yang sedang kamu tempati itu? Kalian itu orang-orang pilihan. Masuk USU saja sudah hebat kok.”

Apa kata-kata diatas salah? Tentu saja tidak, tak ada yang salah. Kamu memang orang-orang pilihan yang mampu lulus ke salahsatu Universitas bergengsi terkhusus di Sumatera Utara tersebut, entah terpilih dengan capaian kemampuan finansial atau kompetensi. Banyak orang yang mengincar bangku yang sudah kamu dapatkan, tentu saja, bukan tidak banyak orang yang berlomba-lomba bersaing mendapatkannya. Lalu?

Jangan Cepat Puas!

Cukupkah bagimu mendapat predikat orang-orang pilihan yang kuliah di kampus yang cukup prestise? Sudah puas? Sayang sekali kalau jawabannya ya. Kamu perlu pergi melihat dunia luar, dunia ini benar-benar luas. Boleh saja kamu menjadi orang nomor satu dirumahmu, tapi coba pikirkan lagi dunia bukan hanya sebatas rumahmu saja kan, diluar sana masih ada orang nomor satu di daerah, di negara, bahkan di dunia.

Berbekal nasihat dari Guru Sekolah Toefl, ia mengatakan ketika orang lain sedang berlari kamu hanya diam dan duduk saja? Sudah mencoba berjalan tapi orang lain sudah naik kendaraan? Lalu menurutmu siapa yang lebih dahulu sampai ke tujuan? Lalu apa kamu tahu ada berapa banyak orang di dunia ini yang memiliki tujuan yang sama denganmu? Masih tetap ingin duduk diam atau jalan ditempat?

Siapa Motivasimu?

Mengikuti talkshow bersama orang-orang berprestasi benar-benar membuat saya ingin menjejak hal yang sama seperti mereka. Ada tiga macam jenis mahasiswa yang disebutkan oleh moderator talkshow kala itu : 1. Kupu-kupu : kuliah pulang kuliah pulang, 2. Kura-kura : kuliah rapat kuliah rapat, 3. kunang-kunang : kuliah nangkring-kuliah nangkring. Sudah diputuskan, aku ingin menjadi Mahasiswa yang berprestasi, semangat juang tinggi, berakhlak, dan berkarakter. Tapi bukan berarti aku tidak suka nangkring, rapat atau pulang wkwkwkwk. Naif sekali.

Aku ingin menjajah Eropa, Amerika, Asia, dan benua lainnya. Menjajah dalam arti menjajah ilmunya, sejarahnya, makanannya(?), budayanya, dan lain-lain yang menjadi ikon khas daerah tersebut. Aku ingin memberi impact besar pada kehidupanku, aku ingin berubah (power ranger kali berubah) memberontak, menyuarakan apa-apa yang sudah menetap dikepalaku. Kemudian sadar untuk bisa menjajah dunia luar, aku harus punya kompetensi yang cukup. Nah, sudah cukupkah?

Jangan Banyak Mengeluh, Maksimalkan Usaha.

Banyak orang merasa sudah banyak belajar, tapi bahkan kemampuannya tidak meningkat. Sedangkan orang lain yang dilihatnya sedikit belajar sudah bisa menguasai materi tak seperti ia. Ia tak sadar, bagaimana proses belajarnya berlangsung. Apakah waktu belajar bisa menjamin kemampuan kamu meresapi apa yang kamu pelajari? Kalau kamu hanya duduk diam mendengarkan pelajaran berlangsung, kemudia mengeluh kamu tidak bisa ini tidak bisa itu padahal kamu sudah mengikuti pelajaran dengan baik. Apa kamu tau kalau orang lain diluar sana tidak hanya mendengarkan, mereka juga mengulang agar terbiasa dan menguasai materi. Banyak orang yang usahanya sedikit tapi mengeluhnya banyak. Banyak orang yang ingin mengangkasa tapi baru dilempar batu saja sudah lengser. Sudah maksimal belum apa yang kamu kerjakan?

Kembangkan Bidang yang Kamu Minati.

Aku percaya setiap pekerjaan yang ada di dunia ini sama sulitnya. Kamu mungkin melihat bahwa menjadi seorang model tentu lebih mudah dibandingkan menjadi pekerja bangunan. Aku hanya perlu berjalan dengan sedikit lenggak lenggok diats catwalk dan selesai. Apa kamu tahu seberapa keras model professional harus menjaga tubuhnya indah? Kalau memang segitu mudahnya kenapa harus ada sekolah model? Begitu pula menjadi pekerja bangunan, pasti bisa membayangkan rasanya. Semua punya porsinya masing-masing, Model professional mungkin akan kesulitan jika diminta menjadi seorang pekerja bangunan, begitupula sebaliknya. Yang ingin aku katakan kemudian adalah lakukan apa yang kamu sukai secara maksimal, jadilah seorang expert dibidangnya. Kemudian capai kompetensi lainnya yang akan mendukungmu untuk mengangkasa. Kemampuan bersosialisasi, berdiplomasi, berbahasa, akan medorongmu menempuh jalan panjang yang akan mengantarmu ke tujuan.

Jadilah Seorang yang Berkarakter.

Maka jadilah kamu menjadi dirimu. Setiap orang secara umum menjiplak apa yang idolanya lakukan, menjadikannya bagian dari karakter orang yang mengidolakan. Tidak salah memang. Ambil apa-apa yang baik darinya, buang jauh-jauh apa yang tidak kamu butuhkan. Disiplin waktu, kamu harus tau membagi waktumu untuk hal-hal yang diprioritaskan. Jadwalkan apa yang menjadi agenda hidupmu, tentu ada saja hal hal yang unexpected terjadi yang kemudian merusak jadwal yang sudah kamu buat, maka kemampuanmu mengatasi masalah tersebut menjadikanmu semakin dewasa dan beraturan. Jaga etika, tak peduli dimanapun kamu berada kamu akan dipandang orang sebagai sosok yang besar jika etikamu terjaga. Suarakan apa yang kamu pikirkan, jika tak bisa secara lisan maka biarkan ia menjadi penggalan-penggalan kalimat. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya, kamu bisa melakukan hal apa saja dengan resiko yang mengancam hidupmu asal kamu bertanggung jawab untuk urusan tersebut. Buang jauh-jauh rasa malu jika ia menghambat langkahmu untuk maju, kamu tidak akan pernah bisa maju jika malu bertindak, dan bersuara. Maka lantangkan suaramu dan teriakkan semangatmu!

Tetaplah Membumi!

Setelah jauh mengangkasa jangan lupa untuk tetap membumi. Kamu berasal dari bumi, berikan pengaruh besar terhadap perubahan bumi menuju yang lebih baik. Apa yang kemudian kamu tinggalkan untuk pewaris tonggak kepemimpinan negeri ini? Berikan persembahan terbaik untuk seluruh masyarakat disekitar yang bisa kamu raih untuk maju bersama. Ingatlah apa yang sudah diberikan orang-orang unuk mendukung kejayaanmu. Selalu bersyukur pada Tuhan yang selalu memberikan nikmatnya kepadamu. Sebesar-besarnya kamu menjadi orang didunia, Tuhan masih bisa mematikanmu semudah membalik telapak tangan. Tuhan masih bisa menjungkirbalikkan duniamu dengan mudah, Maka Maha Benar Allah dengan segala firmannya.


Maka lihatlah kembali kebelakang, betapa sulit para pejuang membesarkan negara ini selama lebih dari 71 tahun. Dari berbagai pihak terlebih para mahasiswa yang menuntut demokrasi dari negaranya sendiri, menuntut dan memperjuangkan hak-hak rakyat yang hilang dirampas penguasa-penguasa absolut. Kini kamulah penerus mereka, tinggal kamu memilih mau menjadi seperti apa.

- Dibawah kuasa tirani, kususuri garis jalan ini. Berjuta kali turun aksi, bagiku satu langkah pasti -

(Tulisan ini utamanya ditujukan kepada penulis sendiri agar selalu berjuang mengangkasa dan tak berhenti dipersimpangan)


nb : saya suka kurang pede ketika melihat orang lain yang sebaya dengan saya dengan sejuta hal gemilangnya, saya iri, sangat malah. Kenapa tidak bisa menjadi seperti itu? Tapi sayangnya saya juga cukup sedih akan hal yang terus menerus mewabah didiri saya ini, saya sadar saya masih jauh kurang diatas para jenius tsb. karenanya saya banyak bermimpi, mimpi saya besar, tapi kata blog yang pernah saya baca, saya sedang mengidap penyakit kering realisasi, miskin aksi. Semoga kelak saya menemukan penawar penyakit ini, semoga Allah berikan apa yang saya butuhkan. Ah, dan lagi tulisan ini sangat terlambat diposting, sudah mengendap di pc untuk beberapa waktu dan sekarang saya sudah kuliah kurang lebih 2 minggu :3

Selasa, 06 September 2016

Kali ini, kau mampir menculik akal pun emosi. Mengucap kalimat yang sejatinya menggema di raga. Kemudian meluruh bersama canduku. Candu untuk mengenangmu lagi dan lagi.

Kali ini, habis aku dimakan rindu.

( Another one night drived me crazy, 11.46 p.m. )

Selasa, 12 Juli 2016

JULI OH JULI

Sepi ini malam. Biar kesunyian menggerogoti hati. Toh, kau tak peduli.

Kukira diluar hujan, biar aku dapat mengenangmu lagi, nyatanya hanya jerit air conditioner.

Duhai, betapa besar kepala kau kalau sekali waktu kau tau aku masih merinduimu sebesar dahulu. Memaksa diorama lama. Lama sekali. Cuma aku yang tahu, kau hanya pura-pura ingin tahu. Semua pura-pura. Kau juga.

Sayangnya sepiku bukan pura-pura. Ia merobek topeng yang melekat tertancap dimukaku.

Tadi aku tertawa dengan temanku, lalu? Lalu terpaku bersama sunyiku.

Tak ada yang paham. Tak kubiarkan mereka paham.

( Malam sepi dibulan Juli 2016, 00.11 WIB )